Minggu, 22 Juni 2008

Bina Utama Sungai Gerong

Merindukan dekapanmu

POHON TUA


Pohon besar itu masih berdiri dengan kokoh walau telah di makan usia, kini usiannya sudah renta tapi dia menjadi saksi mati tentang keberadaan sekolah menengahku. 35 tahun yang lalu aku dan sahabat-sahabatku sering bernaung di bawah pohon yang rindang itu. Tubuhnya yang besar, rantingnyapun yang panjang menjalar seperti tangan-tangan gurita dan daunnya yang lebar seakan-akan ingin menandingi kuping gajah, disanalah aku dan sahabat-sahabatku berlindung. Pohon itu dengan hati yang ikhlas, penuh kesabaran melindungi kami dari terpaan angin Sungai musi. Banyak kenangan yang kualami di bawah pohon tua itu, baik suka maupun duka. Kenangan manis tak mungkin ku lupakan ketika aku menjadi komandan upacara bendera, begitu gagahnya aku dengan seragam putih-putih berdiri tegak di bawah pohon tua itu. Guru-guru ku memandang ku dan sahabatku dengan penuh sorotan mata yang tajam , tapi tatapan itu terasa begitu syahdu dan menyenyukan. Beliau tidak tau kami akan menjadi apa, namun beliau selalu mendoakan kami, agar kelak kami menjadi orang berguna buat agama dan bangsa. Pohon itu juga menghibur kesedihan hatiku, di kala malam perpisahan merengut kebersamaan ku dan sahabat-sahabatku. Aku tetap berusaha mengangkat kepalaku, aku tidak mau tertunduk, perpisahan ini bukanlah akhir dari kebersamaan tapi perpisahan ini demi masa depan ku dan sahabatku. Kami akan sama-sama melangkah demi mengapai masa depan yang indah. Sekolahku bernama SMP Bina Utama, SMP ku tidaklah terlalu besar, kelasnyapun tidak terlalu banyak. Masih tertanam di memori otakku, aku masih ingat betul kelas I sampai kelas III hanya ada dua kelas terdiri dari kelas I A dan I B sampai aku kelas III Tiap kelas muridnya tidak lebih dari 20 sampai 25 orang, sehingga usiaku yang telah setengah abab lebih, aku masih hapal sahabat-sahabatku. Tahun 2005 , aku dan sahabat-sahabatku bertemu kembali dalam acara reuni SMP & SMA Bina utama. Betapa senangnya hatiku, ketika aku dan sahabat-
sahabatku bercanda lagi dengan pohon besar itu. 35 tahun aku telah meninggalkan pohon itu tapi dia masih gagah dan ramah walaupun tanpa keceriaan. Tidak ada lagi yang menyapu daun-daun keringnya, tidak ada lagi yang memeluknya, tidak ada lagi yang
memukulnya, tidak ada lagi yang bersandar pada dirinya.
Kini pohon itu diam seribu bahasa, bagunan yang indah dan bersih telah berubah menjadi gedung tua, rumput yang hijau bak permadani berganti semak belukar. Masa 35 tahun cukup lama, sudah banyak anak-anak manusia yang di lahirkan dari gedung ini, mereka telah menjadi raja-raja kecil tapi pohon itu tetap merana dirundung malang.
Reuni kecil 2005 sudah lewat kini berganti dengan reuni yang lebih besar, gaungnya mulai ke mana- mana dari Sabang sampai Merouke , bahkan belahan duniapun bergetar menyambut reuni akbar. Aku malu dengan diriku sendiri, mengapa aku baru datang ?, sudah 35 tahun aku meninggalkannya, aku terlalu sombong, aku terbuai dunia, mengapa aku tidak sanggup membuang daun keringnya ? , padahal aku masih sanggup menyinggirkan daun keringnya walaupun hanya selembar. Aku semakin sedih bila kubayangkan pohon tua itu tumbang atau mati dan gedung tua itu runtuh maka hilanglah saksi bahwa aku pernah sekolah di sana. Aku tak sanggup menjawab pertanyaan cucuku yang melihat ijazah SMP ku , aku tak pandai lagi bercerita tentang SMP Bina Utama. Aku berkata pada anakku " berbahagialah nak kamu, karena SMP mu masih ada , jika kau mengadakan reuni, sekolahmu masih kokoh berdiri. Adik kelasmu masih bercanda ria tapi ayah hanya melihat pohon tua, rumput alang-alang, semak belukar dan gedung tua ..............", aku tak kuasa lagi melanjutkan kata-kata ku, kerongkongan ku serak, pipiku terasa di aliri oleh air panas, rupanya butiran- butiran air mataku menetes di pipiku yang mulai keriput.
Juli 2008 gong Reuni akbar akan di tabuh, aku berharap genderang ini pula menjadi semagat kita untuk saling menggapai, bertaut hati, berbagi suka dan duka. Biarlah pohon dan gedung itu menjadi saksi bahwa kita dulu pernah bersama. Waktulah yang akan mengakhiri masa lalu, tapi percayalah sungai musi akan tetap mengalir walaupun kita telah tiada, doaku selalu bersamamu sahabatku. Amin ya rabbal alamin.

" SELAMAT REUNI EKS WARGA SUNGAI GERONG "


Penulis : Alumni SMP Bina Utama '70







2 komentar:

Kuyus is cute mengatakan...

halo .. alumni sungai gerong ya?
Pasti angkatan senior .. salam kenal. saya juga alumni sungai gerong. tapi angkatan lebih muda. Dulu ibu saya mengajar di Bina utama Kampung lama, walau gak lama, karena sekolahnya dipindahkan ke kp. baru .. disanalah berlanjut. Masih sering kesana ?

Katanya sudah sepi ya? Kp. lama pun sudah ditutup bukan? Sayang ya .. kadang terfikir ingin kesana, sekedar reuni. aduh jadi melankolis gini .. tapi kalau tahu khabar dari teman2 kondisinya sudah sepi en penghuninya juga lebih individualis, ya .. paling tinggal mengenang yang ada saja ..

he he jadi curhat. salam kenal ya

iskandaryakub mengatakan...

Asalammualaikum wrwb.

Hai adik Kuyus apa khabar, baik-baiksaja bukan!.
Kalau adik Kuyus punya waktu tolong mampir ke Blog saya, ada sedikit tulisan saya yang baru dan tolong koreksi dong.
Oke
Sahabatmu

Is